Senin, 24 Mei 2010


Yogyakarta - Sebuah candi yang diperkirakan berasal dari abad IX ditemukan di lokasi pembangunan perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Saat ini, lokasi penemuan benda bersejarah itu mulai digali tim peneliti Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta.

Penggalian dimulai sekitar pukul 09.30 WIB, Selasa (15/12/2009). Proses penggalian diawasi langsung tim yang beranggotakan tim BP3 Yogyakarta, Tri Hartono, Andi Riana, Sukemi dan edi Prasetyo. Penggalian menggunakan alat berat (back hoe). Tanah di bagian atas hingga kedalaman 2 meter digali. Batu candi diketemukan pada kedalaman sekitar 2,75 meter.

Saat digali ditemukan beberapa keping batuan yang merupakan bagian atas sebuah bangunan candi. Petugas dari BP3 Yogyakarta mengamankan sedikitnya 11 batuan untuk diteliti kembali. Sebanyak 11 buah batuan candi yang dibawa ke atas permukaan tanah itu berbentuk ornamen dengan motif bunga ceplok.

"Penggunaan back hoe ini untuk memudahkan tim ekskavasi saat melakukan penggalian secara manual," kata Ketua pokja dari BP3 Yogyakarta Andi Riana di sela-sela ekskavasi di kampus UII di Jalan Kaliurang Km 14,5, Sleman.

Menurut Riana, struktur tanah di lokasi tersebut sebagian besar adalah tanah lapisan vulkanik Gunung Merapi berupa pasir. Lubang bekas galian fondasi gedung yang ditemukan batuan candi adalah yang pertama kali digali dengan hati-hati di bawah pengawasan tim arkeologi.

"Hari Senin mendatang baru kita lakukan penggalian manual. Penggalian bisa memakan waktu hingga 10 hari untuk memastikan fungsi bangunan candi yang ditemukan," katanya.

Selain penggalian di lokasi penemuan kata dia, tim juga akan melakukan penelitian lepas yakni untuk mencari temuan lepas di sekitar lokasi. Penelitian lepas ini bisa dilakukan dengan radius 1 kilometer dari lokasi penggalian.

"Ini untuk mengetahui apakah di sekitar tempat ini pernah ditemukan arca, lingga atau yoni. Semua akan kita teliti dan dulu memang pernah ada temuan arca tidak jauh dari tempat ini. Atau kita bisa melakukan penelitian toponim dengan meneliti nama-nama wilayah di sekitar," pungkas Riana.
(bgs/djo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar